ART TALK: HENDRA GUNAWAN DALAM KEMELUT SEJARAH SENI
Jakarta, 5 Agustus 2018 - Tidak banyak orang yang mengenal sosok Hendra Gunawan. Sebagai salah satu rangkaian acara perayaan 100 Tahun Hendra Gunawan, digelar diskusi seni atau Art Talk mengenai "Hendra Gunawan dalam Kemelut Sejarah Seni" pada Minggu, 5 Agustus 2018, bertempat di Ciputra Artpreneur Jakarta. Ini merupakan sebuah diskusi yang bisa memberikan pengantar yang baik untuk mengenal lebih jauh sosok sang pelukis dan sejarah seni rupa modern Indonesia. Diskusi ini menghadirkan para pembicara yang pernah berkawan akrab dengan Hendra Gunawan dan juga penulis kisah hidupnya, yaitu Agus Dermawan T, Aminudin TH Siregar, dan Misbach Tamrin.
Agus Dermawan, salah satu kurator Pameran 100 Tahun Hendra Gunawan, berbagi cerita mengenai sosok Hendra Gunawan serta karya dan perjalanan hidup sang seniman maestro. Agus juga menjelaskan highlight dari pameran Hendra Gunawan terbesar di Indonesia ini, serta menjelaskan bagaimana peran museum dalam berkontribusi dan mendukung peta seni rupa atau pameran-pameran besar.
Aminudin TH Siregar, atau yang akrab disapa "Bang Ucok", menceritakan bagaimana kontribusi dan posisi Hendra Gunawan dalam peta sejarah seni rupa Indonesia dan sejarah seni rupa dunia secara umum. Bagaimana anak-anak muda jaman sekarang dapat memaknai & merespon karya Hendra Gunawan.
Sebagai pelukis LEKRA dan saksi hidup jaman Hendra Gunawan, Misbach Tamrin menceritakan pengalaman dan kesan para seniman perupa baik yang sudah meninggal seperti Hendra Gunawan maupun yang masih hidup hingga saat ini.
Para peserta yang hadir terlihat antusias mendengarkan dan bertanya lebih dalam mengenai perjuangan dan pengorbanan seorang Hendra Gunawan ini. Acara Art Talk dilanjutkan dengan tur Museum untuk melihat karya-karya Hendra Gunawan.
Melalui Art Talk ini diharapkan dapat memberikan ilmu mengenai sejarah seni rupa Indonesia, khususnya sosok Hendra Gunawan yang masih memerlukan kajian yang lebih dalam, karena belum banyak orang kenal. Serta diharapkan peran museum dapat menjembatani gap yang begitu jauh antara seniman-seniman terdahulu dengan generasi saat ini. Bekal kehidupan sehari-hari terutama untuk dunia seni rupa Indonesia.
Teks : Trinita Novita