Mengakrabkan Seniman Indonesia Dengan Digital Art
Jakarta, 11 Agustus 2018 - Semakin berkembangnya kemajuan teknologi mengharuskan masyarakat untuk selalu berubah dan beradaptasi mengikuti perkembangan yang ada. Begitu juga dengan seniman yang sudah mulai menggunakan teknologi digital untuk berekspresi menghasilkan karya seninya. Puntjung Wratsongko dan Adi Panuntun berbagi pengalamannya dalam menggunakan media digital untuk sarana berkaryanya dalam Talkshow Digital Art: Thinking Beyond Large-Scale Digital Screen pada Sabtu 11 Agustus 2018, sebagai salah satu rangkaian acara Pameran 100 Tahun Hendra Gunawan di Ciputra Artpreneur.
Muhammad Adi Panuntun, dikenal sebagai praktisi dibidang video mapping, dan juga merupakan Co-Founder & CEO PT Sembilan Matahari. Sembilan Matahari merupakan video mapping terbaik di Indonesia, yang terdiri dari kelompok anak muda kreatif asal Bandung. Mereka telah meraih penghargaan di Jepang, Moscow, dan Berlin. Salah satu karya yang terkenal yaitu video mapping di Gedung Sate (Bandung) dan Museum Fatahillah (Jakarta).
Pada Talkshow ini, Adi Panuntun menjelaskan seperti apa itu video mapping dan berbagi cerita pengalamannya dalam membuat video mapping. Salah satu hasil karyanya yang ada di Ciputra Artpreneur adalah video mapping Hendra Gunawan. Adi Panuntun membuat reinterpretasi dari lukisan Hendra Gunawan. Mereplikasi atau menginterpretasi sebuah lukisan Hendra Gunawan kedalam digital sehingga lukisan terlihat bergerak. "Kita menginterpretasi gerakannya akan seperti apa sih kalau misalnya lukisan ini hidup". Video mapping ini salah satu alat untuk menginterpretasikan sesuatu dari 2 dimensi menjadi 3 dimensi.
Puntjung Wratsongko atau yang akrab disapa "Kang Puntjung", merupakan praktisi di dunia grafis desain, art director, juga managing director PT Translucent. Kang Puntjung membahas tentang "Medium Now", sebuah media alternatif lain selain video mapping yang bisa digunakan seniman untuk sarana berkaryanya. Dalam digital art, kita dapat bereksperimen dengan media-media baru seperti kinetic, Augmented Realty (AR), Virtual Reality (VR), dan LED. Kang Puntjung juga berbagi pengalamannya bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam medium yang berkembang saat ini.
Melalui Talkshow ini diharapkan peserta memiliki wawasan yang semakin luas mengenai digital art dan lebih banyak bereksperimen dengan berbagai macam medium digital. Peserta juga diajak untuk lebih banyak eksplorasi ide-ide, jangan takut bereksperimen, dan tidak terkekang hanya di dalam satu ide, lebih baik bereksplorasi menggabungkan ide-ide baru dengan ide-ide yang sudah ada. Talkshow ini didukung oleh Epson yang menyediakan proyektor interaktif dimana kita bisa langsung menulis atau menggambarkan sesuatu pada bahan presentasi yang ditampilkan proyektor menggunakan pulpen elektronik.
Teks : Trinita Novita